Tampilkan postingan dengan label Nasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nasional. Tampilkan semua postingan

Bali Pulau Terbaik ke 2 di Dunia Versi BBC Travel

LONDON - Siapa yang tak kenal Bali? Kecantikan dan eksotisme pulau tersebut itu memang tersohor di kalangan wisatawan dunia. Bahkan, Pulau Dewata tersebut masuk dalam daftar 5 Pulau Terbaik Dunia versi BBC Travel yang dilansir pada Rabu (30/11/2011).

"Dikelilingi air hangat Samudera Hindia, Bali merupakan salah satu dari 17.500 pulau di kepulauan Indonesia," demikian deskripsi BBC tentang Bali yang diposisikan di nomor kedua dalam 5 Pulau Terbaik Dunia.
"Di antara pulau lainnya yang penuh warna, dan bahkan setelah beberapa dekade pembangunan pariwisata di pulau-pulau lainnya di Indonesia, Bali tetap subur dan dianugerahi keindahan yang tak tertandingi," penilaian BBC Travel.

Selain Bali ada beberapa pulau lain yang masuk dalam daftar Pulau Terbaik di Dunia. Posisi pertama diduduki oleh Pulau Santorini, Yunani. Di urutan ketiga Cape Breton, Kanada, lalu di urutan berikutnya Pulau Boracay, Filipina, dan di urutan terakhir Great Barrier Reef, Australia.










»»  READMORE...

Jajanan SD Yang Bikin Kangen [just nostalgia]

Jajanan SD yang Bikin Kangen
Kemarin gue baru beli cimol. Akhirnya jadi rindu beraat de zaman masi sekolah. Jajanannya apa aja ada. Mulai dari permen sampe baso-basoan yang banyak acinya kaya cimol dan kawan-kawan. Berikut daftarnya:

1. Cimol



Makanan empuk bin legit yang bisa bikin kita sibuk ngunyah berjam-jam. Baunya juga harum kaya siomay tapi bedanya ini digoreng tapi masih berasa lengket. Jaman dulu sih beneran aci doang, tapi sekarang keknya udah mulai ditambah saus. Jadi bergizi.


2. Es potong



Es berbentuk silinder dan dibungkus plastik tipis. Panjangnya dari 30-40 cm. Tapi nantinya dipotong-potongpendek. Rasanya seger ajib. Dijilat-jilat sampe cair dan meleleh di lidah.


3. Anak Mas


Yang ini makanan kala laper nanggung, Gan! Porsinya juga nanggung, cuma segenggaman tangan gituh. Dibuka, dituang, langsung deh dikunyah.

4. Es Burjo



Kalau dateng kesiangan dan disuru nunggu sampai bel siang, bolehlah bolos menikmati yang ini. Seger-seger bergizi tinggi. Rasanya juga ajiib.


5. Cilok

 
Kalau yang ini beda, enaknya disantap dingin-dingin misalnya kala hujan atau abis berenang. Sedap rasanya, harum kaldunya.…

6. Es roti


Habis makan cilok pedes nan panas enaknya tentu diguyur yang dingin-dingin. Biar langsung nyessss…. Ademmm. Biasanya es roti dimakan langsung pake tangan.

7. Rambut Nenek



Kalau ini makanan ane buat iseng-isengan di kelas. Diumpetin di laci meja, terus dikutil-kutil sepanjang jam pelajaran. Sungguh nikmat dan anget… Ajib Gaaan.


8. Lidi Pedas



Ini kaya mi, tapi panjang dan pedas. Ajib gaan. Dinikmatinya bolehlah dengan dikutil satu-satu atau dimakan sekaligus.










sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=8639312
»»  READMORE...

Kesejukan Aroma Teh di AgroWisata Pagilaran-Batang


Lokasi
Code:
Kabupaten Batang, Jawa Tengah
Data AgroWisata Pagilaran
Code:
  Nama Obyek Wisata Agro  Agrowisata Kebun Pagilaran Nama Lokasi  PT. Pagilaran, Desa Keteleng, Kec. Blado, Kab. Batang Provinsi  Jawa Tengah Jarak Lokasi ke Kota Kabupaten  36 Km Sarana Transportasi dari Kabupaten ke Lokasi  Kendaraan Umum (roda 2, roda 4) Jarak Lokasi ke Ibukota Provinsi  102 Km Sarana Transportasi dari Ibu Kota propinsi ke Lokasi  Kendaraan Umum (roda 2, roda 4) Jarak Lokasi ke Jakarta  400 km  LAHAN Luas  1.100 ha FASILITAS   Utama  Hamparan Kebun Teh dan Pabrik Pengolahan Teh Taman/kebun rekreasi  Aneka Tanaman (Kopi, Kina, Cengkeh, Kakao, Kelapa); air terjun Sarana Lainnya  Penginapan Kapasitas 150 orang Pendukung  Gedung Pertemuan Kap. 500 orang; ruang rapat kap. 50 orang; sarana olah raga (tenis lap; tenis meja, sepok bola, badminton) Pemandu Wisata  10 orang Tarif Kunjungan  - karcis masuk Rp. 1.000,00/orang   - penginapan Rp. 60.000,-- Rp. 80.000,00/km/mlm   - Homestay Rp. 250.000,-- /malam (termasuk hari libur) Kantor Informasi  - Kantor Pusat : Jl. Faridan M. Noto 11 Yogyakarta, Telp. (0274) 561392   - Senin-Jum'at pukul 8.00 - 14.00   - Kebun Pagilarang, Batang, Jawa Tengah, Telp. (0285) 414030 

Sekilas Tentang Pagilaran


Jika sesekali Anda singgah di Kabupaten Batang, sempatkanlah untuk datang ke Kawasan Agrowisata Pagilaran. Hamparan pohon teh yang membentang sejauh mata memandang ditingkahi hembusan angin yang membawa hawa sejuk dijamin bisa menahan Anda untuk berlama-lama.

Terletak di Kecamatan Blado, kecamatan paling selatan Kabupaten Batang, Pagilaran dapat dicapai dengan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum dalam waktu tidak lebih dari 1 jam dari pusat kota Batang.

Selain dapat menikmati pemandangan alam yang hijau dan asri, kita juga bisa mengamati proses pembuatan teh di pabrik peninggalan Belanda yang masih terus beroperasi. Memang, kawasan perkebunan teh Pagilaran adalah salah satu bukti sisa-sisa kejayaan penjajahan Belanda di masa lalu.

Berbagai peninggalan zaman kolonial masih terawat dengan baik di Pagilaran. Salah satunya adalah bangunan rumah Administratur Pabrik yang berarsitektur khas Eropa. Di samping itu, kita juga bisa melihat bekas kereta gantung yang dulu digunakan oleh para ‘sinyo dan noni’ Belanda untuk menikmati keindahan alam Pagilaran.

Belum lengkap rasanya bila datang ke Pagilaran tetapi tidak melakukan tea walk pada pagi hari sambil menyaksikan terbitnya matahari di tengah hijaunya pepohonan teh. Oleh sebab itu, pengelola telah menyiapkan vila/homestay dan kamar bagi Anda yang ingin menginap.

Bagi yang menginginkan privasi lebih dan berkantong agak ‘tebal’, bisa memilih menginap di vila/homestay. Namun, apabila anggaran Anda pas-pasan, bermalam di kamar sewa dengan tarif yang lebih terjangkau juga bisa menjadi pilihan.

Sejarah Kebun Teh Pagilaran
Quote:


• Tahun 1880 Perkebunan Pagilaran oleh suatu maskapai Belanda.

• Tahun 1922 dibeli oleh Pemerintah Inggris dan digabung dengan Pemanukan anda Tjiasem Land’s PT (P & T LAND’ S PT)

• Tahun 1964 Hak Guna P & T LAND’S habis dan diambil alih oleh Pemerintah Indonesia

• 23 Mei 1964 oleh pemerintah diserahkan kepada Fakultas Pertanian UGM dengan tujuan Peningkatan Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi disamping sebagai perusahaan dengan nama PN PAGILARAN

• 1 Januari 1974 PN PAGILARAN statusnya menjadi PT PAGILARAN

• 5 Mei 1977 mendapat tambahan areal Segayung Utara menjadi bagian dari kebun Pagilaran dengan surat No. 14/hgu/da/77

Apa yang menjadikan kebun pagilaran menarik..?

Quote:
• Pemandangan dan pesona hamparan kebun teh di pegunungan dengan ketinggian 1.000 sampai 1.500 meter dpt.

• Melihat proses pembuatan teh mulai dari pemetikan, pengolahan sampai pengepakan di pabrik

• Anda dapat menikmati paket tea walk bersama instansi, sekolah, organisasi ataupun perusahaan anda, dengan berolah raga santai sambil menghirup udara sejuk dan segar

• Menikmati matahari terbit dan tenggelam di cakrawala

• Lingkungan pertamanan yang sehat, alami dan segar, jauh dari kebisingan dan polusi. Suhu kebun 15 0 - 18 0 C pada malam hari, 21 0 - 25 0 C pada siang hari.

• Air terjun/Curung Binorong dan Curung Kembar, dengan pemandangan di sekitarnya yang indah dan alami, dan hamparan kebun teh dan kebun cengkeh sepanjang lereng pegunungan

• Obyek peninggalan sejarah seperti rumah peninggalan Belanda, Kopel, Kerata Gantung, Bak Air Sijegang dll

Bagaimana mencapai kebun..?

Quote:
• Dengan Kendaraan Umum dari Batang - Bandar - Blado - Pagilaran

• Kendaraan Pribadi ataupun kendaraan khusus (tour wisata ASITA) dari Yogyakarta lewat Temanggung memakan waktu + 3,5 jam, dari Semarang lewat Sukorejo + 2,5 jam dan dari Solo + 4,5 jam.

Tak Hanya Jalan-Jalan di Kebun Teh

Selain wisata jalan-jalan di kebun teh pengunjung bisa juga mengikuti berbagai paket wisata yang ditawarkan pengelola seperti wisata pendidikan, wisata ke pabrik melihat procesing tea, hiking, treking, dan lain sebagainnya. Bahkan, pengelola juga menyediakan arena wisata minat khusus berupa kunjungan ilmiah mengenai tanaman teh.

Selain itu ada beberapa objek pendukung seperti Curung Binorong dan Curung Kembar, hamparan cengkeh di sepanjang lereng pegunungan, objek peninggalan sejarah seperti rumah peninggalan Belanda, kopel, kereta gantung, dan bak air Sijegang.

Fasilitas
Akomodasi berupa 3 buah wisma kapasitas 100 orang dengan tarif antara Rp. 60.000,- sampai Rp. 80.000,- per malam, dan 2 Homestay kapasitas 20 orang dilengkapi fasilitas air panas dengan tarif Rp. 250.000,- per malam. Ruang rapat/sidang dengan kapasitas 50 orang dan gedung pertemuan berkapasitas 500 orang

Tersedia lapangan olah raga tenis, badminton, sepak bola, volly ball, bilyard dan lain-lain. Transportasi keliling kebun Pagilaran berikut pemandu lokal. Menikmati kesenian khas Pagilaran, seperti lengger tradisional, lengger kreasi baru, Kuntulan, Kuda Lumping, Karaoke dan lain-lain.

Melayani paket-paket wisata pendidikan, konvensi, rekreasi, hikking, trekking, camping, arisan, pesta, syukuran dll.
Menyediakan arena wisata minat khusus, seperti sepeda gunung, tebang layang, kunjungan ilmiah dll.

More Pic About Pagilaran

Spoiler for pagilaran:

Spoiler for pagilaran:

Spoiler for pagilaran:

Spoiler for pagilaran:

Spoiler for pagilaran:

Spoiler for pagilaran:

Spoiler for pagilaran:

Spoiler for pagilaran:

Spoiler for pagilaran:

Spoiler for pagilaran:

Spoiler for pagilaran:












sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10763106
»»  READMORE...

[Foto] 6 Pedang Nabi Muhammad SAW di Sidoarjo



Enam pedang nabi tersebut bernama Dzu Al Faqar, Al Qadib, Al Rasub, Al Battar, Al Ma'thur, dan Al Qol'i.
Sidoarjo -Menyambut Bulan Ramadan, 6 pedang Nabi Muhammad SAW dipamerkan di Convention Hall Sunsity Mall, Sidoarjo. Pameran itu dibuka mulai tanggal 14 Agustus-24 September 2009 mendatang.
Pameran itu mendapat perhatian dari masyarakat luas. Tidak hanya dari Sidoarjo tapi juga warga luar kota Sidoarjo. Anak-anak, remaja hingga orang dewasa ingin melihat dari dekat pedang dan benda peninggalan nabi terbesar dalam sejarah Islam.


Para pengunjung tampak antusias. Tiket masuk ke ruang pamerang dibandrol Rp10.000 untuk setiap pengunjung.

Pameran bertema The Greatest Sword of Prophet Muhammad SAW itu disajikan dalam dua ruangan. Ruangan yang pertama pengunjung disuguhi film durasi 10 menit. Film tersebut bercerita tentang sejarah Islam. Serta bagaimana pedang-pedang milik Nabi Muhammad SAW berada di museum Istana Topkapi, Istanbul, Turki.


Pameran ini merupakan hasil kerja sama Piramid Commucation dengan Kedutaan Besar Turki.
Dalam pameran itu pedang yang dibawa berjumlah 6 dari 9 pedang milik Nabi Muhammad SAW. Pedang yang mendapat perhatian cukup besar adalah pedang Al-Ma’Thur dan Al-Qadib. Kedua pedang itu merupakan pedang yang menunjukkan kebesaran Nabi Muhammad yang tidak pernah menggunakan untuk perang.

Pedang Al-Ma’Thur merupakan pedang warisan dari ayahanda Nabi Muhammad. Sedangkan Al-Qadib pedang yang mempunyai panjang 100 centi meter dan digunakan Nabi Muhammad menerima tamu kenegaraan.

Pasangan suami istri dari Tanggulangin, Rudi Susanto dan Dewi Apriliani mengaku kalau keduanya terharu bisa melihat pedang milik Nabi Muhammad SAW. Hati keduanya bergetar.
“Saya tiba-tiba merinding,” kata Rudi yang diamini oleh istrinya Dewi.
Perasaan yang sama juga dirasakan oleh penjaga pameran Arif Djamiko. Dia merasakan aura yang berbeda ketika menjaga pedang tersebut. Dia merasa tenang.


Selain pedang, dipamerkan juga busur panah dan terompa (alas kaki) Nabi Muhammad saat berjalan dari masjid Al Aqsa.

“Saya pikir hanya saya yang merasakan aura yang berbeda tapi ternyata pengunjung
yang lain juga merasakan hal yang sama,” ungkapnya.

Selain pedang yang dipamerkan, sandal yang digunakan saat perang badar, tongkat yang digunakan saat berkhotbah, busur panah dari bambu yang didapatkan dari salah satu kaisar di China yang selalu dibawa saat perang, serta blue screen atau cetak telapak kaki nabi yang diambil dari Masjidil Aqsha di Palestina.


Telapak kaki Nabi Muhammad SAW. Koleksi yang dipamerkan dalam acara ini beberapa di antaranya bukanlah barang asli, melainkan hanya replika.






























sumber: http://dalmuji.files.wordpress.com/2009/08/pedang1.jpg
»»  READMORE...

Legenda Pemain Bola Indonesia Yang Terlupakan

Pernah ada era dimana tim sepakbola Indonesia ditakuti di Asia, bahkan Eropa. Era dimana kecanggihan teknologi belum menjamah ranah olahraga. Era dimana kemampuan fisik masing-masing pemain lebih berperan dari formasi dan taktik. Di era itu, ada satu nama pesepakbola yang luar biasa. Salah satu bakat terpendam tanah air Indonesia yang kemampuannya diakui dunia. Dia adalah Ramang, pesepakbola asal Makassar yang namanya mengangkasa, dan terlupakan.

Ramang Kecil

Ramang dilahirkan di Makassar, tahun 1928. Ayahnya, Nyo’lo, merupakan Ajudan raja Gowa Djondjong Karaenta Lemamparang yang dikenal sebagai jagoan sepak raga. Sejak kecil Ramang sudah terlihat mewarisi bakat bal-balan ayahnya. Ia kerap berlatih dengan seadanya. Bola anyaman rotan, gulungan kain, hingga buah jeruk kecil menjadi teman berlatihnya.

Ramang memperkuat PSM

Pada tahun 1947, Ramang bergabung ke klub sepakbola Makassar Voetball Bond (MVB), yang kini dikenal dengan nama PSM Makassar. Sebelum berlabuh di klub besar tersebut, Ramang membela Persis (Persatuan Sepakbola Induk Sulawesi). Bakatnya tersendus oleh scout dari PSM ketika memperkuat tim tersebut dalam sebuah turnamen yang diadakan oleh PSM. Ramang mencetak 7 gol dalam sebuah pertandingan dan membawa Persis menang 9-0 dalam kompetisi tersebut.

Tanpa menunggu lama, PSM segera mengontrak pemain bertubuh mungil tersebut. Hanya setahun di PSM, Ramang telah melanglang buana ke seluruh penjuru daerah di Indonesia. Ketika ia kembali ke Makassar, seseorang menawarinya pekerjaan sebagai opas di Dinas Pekerjaan Umum. Gajinya hanya Rp.3500,- per bulan dan tidak pernah naik. Namun Ramang menerimanya dengan hati terbuka. Maklum, ketika itu sepakbola belum dapat dijadikan mata pencaharian tetap. 

Kerja Sampingan Ramang

Pekerjaan sampingan Ramang sebelum dikontrak PSM adalah kernet dan tukang becak. Namun akhirnya ia meninggalkan dua pekerjaan tersebut, bukan karena gajinya di PSM mencukupi, namun ia lebih mencintai sepakbola. Hal tersebut membuat kehidupan Ramang yang saat itu sudah berkeluarga, sangat memprihatinkan. Keluarganya tinggal menumpang di rumah seorang teman.
Dukungan dari sang istri yang tabah dan setia membuat Ramang dapat fokus bermain bola. Sampai akhirnya bakat luar biasa Ramang membuatnya terpilih memperkuat tim nasional Indonesia (kala itu bernama tim PSSI) pada tahun 1952.


Kiprah Gemilang Ramang Di Kancah Internasional

Prestasi Ramang di tingkat nasional amat cemerlang. Dirinya dikenal sebagai striker haus gol yang tak lelah bergerak ke segala arah dengan kecepatan tinggi sambil melepas tendangan dnegan akurasi tinggi. Pada lawatannya tahun 1954 ke berbagai negeri Asia (Filipina, Hongkong, Muangthai, Malaysia) PSSI hampir menyapu seluruh kesebelasan yang dijumpai dengan gol menyolok. Dari 25 gol (dan PSSI hanya kemasukan 6 gol) 19 di antaranya lahir dari kaki Ramang.

Ketajaman Ramang membuat nama Indonesia disegani di tingkat sepakbola dunia. Beberapa tim terbaik dunia kala itu berebutan ingin menjajal kekuatan timnas Indonesia. Mulai dari Yugoslavia yang gawangnya dijaga Beara, salah satu kiper terbaik dunia waktu itu, klub Stade de Reims dengan si kaki emas Raymond Kopa, kesebelasan Rusia dengan kiper top dunia Lev Yashin, klub Locomotive dengan penembak maut Bubukin, sampai Grasshopers dengan Roger Vollentein.

Namun Ramang adalah pribadi yang rendah hati, ia mengatakan bahwa prestasi timnas kala itu tak lepas dari perjuangan rekan-rekannya, bukan dirinya semata.
Ramang adalah pesepakbola dengan bakat alami murni. Sebagai penyerang, ia kerap mencetak gol dari berbagai sudut, bahkan sudut mustahil sekalipun. Permainannya pun sedap dipandang mata. Salah satu kemampuan khusus Ramang adalah tendensi dan presisi untuk melepaskan tembakan salto. Tak jarang ia merobek jala lawan dengan sepakan akrobatik yang aduhai. Satu di antaranya yang paling diingat adalah saat PSSI mengalahkan RRC dengan skor 2-0 di Jakarta. Kedua gol itu lahir dari kaki Ramang, satu di antaranya tembakan salto.
Kelihaian Ramang di lapangan bola membuat seluruh Indonesia mengenalnya. Bahkan pada era akhir 50 an, banyak ibu-ibu menamai anak mereka ‘Ramang’.
Pertandingan paling berkesan adalah ketika Indonesia bertemu Uni-Soviet di Olimpiade Melbourne 1956. Kala itu Uni-Soviet memegang predikat sebagai salah satu raja sepakbola dunia, dengan pertahanan yang digalang kiper legendaris Lev Yashin. Hebatnya, Indonesia berhasil menahan tim tersebut dengan skor kacamata. Ramang bahkan hampir saja mempermalukan Uni-Soviet dengan mencetak gol, namun gagal karena kausnya ditarik pemain belakang lawan sebelum sempat menceploskan bola.


Akhir Muram Prestasi Gemilang Ramang

Namun waktu terus berjalan, roda kehidupan terus berputar. Untuk Ramang, singkat saja dirinya berada di puncak kejayaan. Sinarnya meredup setelah dirinya terkena skorsing pada tahun 1960. Pria bersahaja ini dituduh menerima suap. Ketika dipanggil kembali pada tahun 1962, sinarnya telah pudar. Ramang akhirnya pensiun total dari sepakbola pada tahun 1968 dalam usia 40 tahun. Klub terakhir yang dibelanya adalah PSM Makassar.

Namun Ramang tidak meninggalkan lapangan hijau. Ia kembali sebagai pelatih dan sempat membawa tim Persipal Palu menjadi tim yang disegani di Indonesia. Ramang juga pernah melatih klub yang membesarkan namanya, PSM Makassar (sampai sekarang, salah satu julukan PSM Makassar adalah ‘Pasukan Ramang’). 

Namun ternyata dunia kepelatihan terlalu kejam untuk Ramang. Ia disingkirkan secara perlahan dari dunia itu hanya karena tidak memiliki ijasah kepelatihan. Padahal racikannya yang bermaterikan pengalaman pribadi dan teori yang didapatnya dari pelatih timnas PSSI Tony Pogacnick berhasil membuat jeri lawan-lawan tim yang dilatihnya.

Ramang tetap menerima semua hal itu dengan lapang dada dan legowo. Untungnya lagi, ia tidak sampai harus berhenti menggeluti dunia yang dicintainya karena isu-isu miring tersebut.

Masa Tua Ramang

Pada tahun 1981, setelah melatih anak-anak PSM di bawah guyuran hujan, Ramang sakit. Selama enam tahun ia berjuang melawan sakit radang paru-paru yang menggerogotinya tanpa mampu berobat ke Rumah Sakit. Ramang memang hidup amat sederhana pada masa tuanya. karena sekali lagi, gaji seorang pelatih bola kala itu tidak bisa dijadikan penopang seseorang yang telah berkeluarga. Ramang hanya jebolan Sekolah Rakyat, tanpa ijasah, semua jadi sulit.

Pada tahun 1987, salah satu legenda terbesar sepakbola Indonesia ini mengehembuskan nafas terakhir di kediamannya yang amat sederhana. Ia menghuni rumah kecil tersebut bersama anak, menantu dan cucunya, semua berjumlah 19 orang.

Ramang Legenda Yang Dilupakan
Kini, yang cukup menyedihkan, nama Ramang seakan sudah dilupakan. Tenggelam di bawah nama seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, Bambang Pamungkas, dan Irfan Bachdim. Satu-satunya pengingat orang-orang akan keberadaannya hanyalah sebuah patung sederhana di pintu utara lapangan Karebosi, Makassar.
Mari kita kenang kembali keberadaan mereka yang pernah mengangkat nama Indonesia di mata dunia pada suatu era, walaupun hanya lewat sepakbola.

Ramang kecil Kadir kecil..
Menggiring bola di jalanan
Ruli kecil Riki kecil..
Lika liku jebolkan gawang

(Kutipan lirik lagu Iwan Fals yang berjudul ‘Mereka Ada Di Jalan)









sumber: kompas
»»  READMORE...

Unik, Dokter Sunat Wanita

Tidak sepeti biasanya, biasanya tukang sunat adalah seorang laki-laki atau yang sudah berumur
tapi dokter sunat ini ternyata wanita loh
mau disunat sama mereka?

Spoiler for pic:

Spoiler for lanjut:

Spoiler for lanjut lagi:
klo dari dulu ada dokter wanita kayak gini ..... gwe relaiin bakal di sunnat tuk pertama kali klo tuk ke2 ogah banget ...agan agan aja dahh










sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10826739
»»  READMORE...

5 Buku Yang Dilarang Terbit

1. LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU
Buku ini menarik terlepas dari sumber tunggal yang digunakan;memberikan informasi mengenai situasi Indonesia dari sudut pandang Harian Rakjat. Bagi sejarawan, buku ini menjadi sumber yang sangat berguna kalau mereka mau melakukan penelitian lanjut tentang peranan suratkabar, terutama pada periode Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin
. 
LEKRA TAK MEMBAKAR BUKU: Suara Senyap Lembar Kebudayaan Harian RakjatPenulis: Rhoma Dwi Aria Yuliantri dan Muhidin M Dahlan
2. Dalih pembunuhan massal 30 september dan kudeta Soeharto
ISSI menerbitkan buku Dalih Pembunuhan Massal sebagai sumbangan terhadap studi sejarah kontemporer Indonesia, khususnya peristiwa G-30-S. Dalam buku ini John Roosa menunjukkan sikap ilmiah yang terpuji sebagai sejarawan: ia mengungkapkan sumber-sumber baru mengenai G-30-S yang belum pernah digunakan sebelumnya, menelaah setiap sumber yang ada mengenai peristiwa itu secara teliti, lalu menghadirkan argumentasi dan kesimpulan berdasarkan temuannya itu. Pelarangan oleh Jaksa Agung jelas menghalangi perkembangan studi sejarah pada khususnya dan kerja ilmiah pada umumnya.Buku Dalih Pembunuhan Massal sudah beredar selama satu tahun dan sembilan bulan, dan justru mendapat sambutan baik dari dalam maupun luar negeri. Buku ini masuk nominasi buku terbaik dalam International Convention of Asian Scholars, perhelatan ilmiah terbesar untuk bidang studi Asia pada 2007. Tinjauan terhadap buku ini dimuat dalam berbagai berkala ilmiah internasional. Di Indonesia sendiri, buku ini disambut baik oleh para ahli sejarah, guru sekolah dan masyarakat umum dalam berbagai seminar dan pertemuan ilmiah yang digelar selama ini.

Penulis : John Roosa adalah profesor muda bidang sejarah dari Universitas
British Columbia di Vancouver
3. 6 JALAN MENUJU TUHAN
Enam Jalan Menuju Tuhan Buku ini menjelaskan enam jalan yang diajarkan oleh Krishna Dwipayana Wyasa, Sidharta Gautama, Abraham, Musa, Yesus, dan Muhammad.

4. Suara Gereja Bagi Umat Tertindas
Salah satu institusi yang secara tradisional memiliki kedekatan emosional dengan rakyat Papua Barat adalah institusi gereja. Gereja di Papua Barat, selain lembaga-lembaga swadaya masyarakat memiliki konsern terhadap berbagai pelanggaran HAM berat yang terjadi di Papua Barat. Gereja bersama rakyat Papua berjuang demi tegaknya hak asasi manusia di Papua Barat. Berikut ini tulisan salah seorang rohaniawan Katolik tentang problematika terjadinya pelanggaran HAM di Papua ?dengan penyuntingan seperlunya? baik sebelum maupun sesudah bergulirnya reformasi di Indonesia.

Pendeta Socrates Sofyan Yoman, pengarang buku "Suara Gereja Bagi Umat Tertindas" mengaku hingga saat ini belum mendapat pemberitahuan resmi dari Kejaksaan Agung tentang larangan beredar bagi buku hasil karya.

"Sampai saat ini saya belum mendapat pemberitahuan tersebut, padahal alamat saya jelas," ungkap Socrates di Jayapura, Jumat sehubungan bukunya dilarang beredar oleh Kejagung

5. Sepuluh Dosa SBY-JK
Buku kontroversial yang berjudul "10 DOSA SBY-JK" karangan Boni Hargens, staf pengajar FISIP UI telah membuat merah kuping pemerintahan SBY-JK.
Sepuluh "dosa" Presiden Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang dicatat Boni, antara lain, adalah bertambahnya jumlah rakyat miskin dan pengangguran, pemberantasan korupsi yang tebang pilih, dan lambannya penanganan kasus semburan lumpur panas Lapindo di Sidoarjo.
Sekedar Info Boni Hargens sendiri juga adalah pengarang buku yg berjudul “
GURITA CIKEAS “ yg gg kalah kontrofersial dengan buku sebelumnya









sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3288207
»»  READMORE...

Sumpah Pocong


Sumpah pocong yang konon merupakan tradisi masyarakat pedesaan adalah sumpah yang dilakukan oleh seseorang dengan kondisi terbalut kain kafan layaknya orang yang telah meninggal.
 
Sumpah ini tak jarang dipraktekkan dengan tata cara yang berbeda, misalnya pelaku sumpah tidak dipocongi tapi hanya dikerudungi kain kafan dengan posisi duduk.
 
Sumpah pocong biasanya dilakukan oleh pemeluk agama Islam dan dilengkapi dengan saksi dan dilakukan di rumah ibadah (mesjid). Di dalam hukum Islam sebenarnya tidak ada sumpah dengan mengenakan kain kafan seperti ini. Sumpah ini merupakan tradisi lokal yang masih kental menerapkan norma-norma adat. Sumpah ini dilakukan untuk membuktikan suatu tuduhan atau kasus yang sedikit atau bahkan tidak memiliki bukti sama sekali.
 
Di dalam sistem pengadilan Indonesia, sumpah ini dikenal sebagai sumpah mimbar dan merupakan salah satu pembuktian yang dijalankan oleh pengadilan dalam memeriksa perkara-perkara perdata, walaupun bentuk sumpah pocong sendiri tidak diatur dalam peraturan Hukum Perdata dan Hukum Acara Perdata. Sumpah mimbar lahir karena adanya perselisihan antara seseorang sebagai penggugat melawan orang lain sebagai tergugat, biasanya berupa perebutan harta warisan, hak-hak tanah, utang-piutang, dan sebagainya.
Dalam suatu kasus perdata ada beberapa tingkatan bukti yang layak diajukan, pertama adalah bukti surat dan kedua bukti saksi. Ada kalanya kedua belah pihak sulit menyediakan bukti-bukti tersebut, misalnya soal warisan, turun-temurunnya harta, atau utang-piutang yang dilakukan antara almarhum orang tua kedua belah pihak beberapa puluh tahun yang lalu. Bila hal ini terjadi maka bukti ketiga yang diajukan adalah bukti persangkaan yaitu dengan meneliti rentetan kejadian di masa lalu. Bukti ini agak rawan dilakukan. Bila ketiga macam bukti tersebut masih belum cukup bagi hakim untuk memutuskan suatu perkara maka dimintakan bukti keempat yaitu pengakuan. Mengingat letaknya yang paling akhir, sumpah pun menjadi alat satu-satunya untuk memutuskan sengketa tersebut. Jadi sumpah tersebut memberikan dampak langsung kepada pemutusan yang dilakukan hakim.
 
Sumpah ada dua macam yaitu Sumpah Suppletoir dan Sumpah Decisoir. Sumpah Supletoir atau sumpah tambahan dilakukan apabila sudah ada bukti permulaan tapi belum bisa meyakinkan kebenaran fakta, karenanya perlu ditambah sumpah. Dalam keadaan tanpa bukti sama sekali, hakim akan memberikan sumpah decisoir atau sumpah pemutus yang sifatnya tuntas, menyelesaikan perkara. Dengan menggunakan alat sumpah decisoir, putusan hakim akan semata-mata tergantung kepada bunyi sumpah dan keberanian pengucap sumpah. Agar memperoleh kebenaran yang hakiki, karena keputusan berdasarkan semata-mata pada bunyi sumpah, maka sumpah itu dikaitkan dengan sumpah pocong. Sumpah pocong dilakukan untuk memberikan dorongan psikologis pada pengucap sumpah untuk tidak berdusta.











sumber: detik
»»  READMORE...

Sejarah Musik Dangdut di Indonesia

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi).

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj99hV7312xOFQQ-HK0u2mb1aX3ady2gL6YbrqUiPbtiOvsnNLwq_T34tR3zNE1xe018OxqD7AWuXvx8XYOIXspcu4Pwbq6RQ3x4d0Waknrmg6dYVKkhxY-5x7e4yO_fAaBV1jUl70sJnY/s200/i+love+dangdut.jpg

Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.

Penyebutan nama "dangdut" merupakan onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi dang dan ndut. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu.

Berikut adalah nama-nama beberapa tokoh penyanyi dan pencipta lagu dangdut populer yang dibagi dalam tiga kelompok kronologis, sesuai dengan perkembangan musik dangdut:

Pra-1970-an
Husein Bawafie
Munif Bahaswan
Ellya
M. Mashabi
Johana Satar
Hasnah Tahar
1970-an
A. Rafiq
Rhoma Irama
Elvy Sukaesih
Mansyur S.
Mukhsin Alatas
Herlina Effendi
Reynold Panggabean
Camelia Malik
Ida Laila
Setelah 1970-an
Vetty Vera
Nur Halimah
Hamdan ATT
Meggy Zakaria
Iis Dahlia
Itje Tresnawaty
Evi Tamala
Ikke Nurjanah
Kristina
Cici Paramida
Dewi Persik
Inul Daratista

Dangdut dalam budaya kontemporer Indonesia

Oleh Rhoma Irama, dangdut dijadikan sebagai alat berdakwah, yang jelas terlihat dari lirik-lirik lagu ciptaannya dan dinyatakan sendiri olehnya. Hal inilah yang menjadi salah satu pemicu polemik besar kebudayaan di Indonesia pada tahun 2003 akibat protesnya terhadap gaya panggung penyanyi dangdut dari Jawa Timur, Inul Daratista, dengan goyang ngebor-nya yang dicap dekaden serta "merusak moral".

Jauh sebelumnya, dangdut juga telah mengundang perdebatan dan berakhir dengan pelarangan panggung dangdut dalam perayaan Sekaten di Yogyakarta. Perdebatan muncul lagi-lagi akibat gaya panggung penyanyi (wanita)-nya yang dinilai terlalu "terbuka" dan berselera rendah, sehingga tidak sesuai dengan misi Sekaten sebagai suatu perayaan keagamaan.

Dangdut memang disepakati banyak kalangan sebagai musik yang membawa aspirasi kalangan masyarakat kelas bawah dengan segala kesederhanaan dan kelugasannya. Ciri khas ini tercermin dari lirik serta bangunan lagunya. Gaya pentas yang sensasional tidak terlepas dari nafas ini.

Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran dangdut untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika Basofi Sudirman, pada saat itu sebagai fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.

Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut serta meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai tempat. Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang menyatakan dirinya sebagai "radio dangdut" juga mudah ditemui di berbagai kota.

Interaksi dengan musik lain

Dangdut sangat elastis dalam menghadapi dan mempengaruhi bentuk musik yang lain. Lagu-lagu barat populer pada tahun 1960-an dan 1970-an banyak yang didangdutkan. Genre musik gambus dan kasidah perlahan-lahan hanyut dalam arus cara bermusik dangdut. Hal yang sama terjadi pada musik tarling dari Cirebon sehingga yang masih eksis pada saat ini adalah bentuk campurannya: tarlingdut.

Musik rock, pop, disko, house bersenyawa dengan baik dalam musik dangdut. Demikian pula yang terjadi dengan musik-musik daerah seperti jaipongan, degung, tarling, keroncong, langgam Jawa (dikenal sebagai suatu bentuk musik campur sari yang dinamakan congdut, dengan tokohnya Didi Kempot), atau zapin.

Mudahnya dangdut menerima unsur 'asing' menjadikannya rentan terhadap bentuk-bentuk pembajakan, seperti yang banyak terjadi terhadap lagu-lagu dari film ala Bollywood dan lagu-lagu latin. Kopi Dangdut, misalnya, adalah "bajakan" lagu yang populer dari Venezuela.

Bangunan lagu

Meskipun lagu-lagu dangdut dapat menerima berbagai unsur musik lain secara mudah, bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif, sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4. Jarang sekali ditemukan lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli (contoh: Burung Nuri). Lagu dangdut juga miskin improvisasi, baik melodi maupun harmoni. Sebagai musik pengiring tarian, dangdut sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop.

Intro dapat berupa vokal tanpa iringan atau berupa permainan seruling, selebihnya merupakan permainan gitar atau mandolin. Panjang intro dapat mencapai delapan birama.

Bagian awal tersusun dari delapan birama, dengan atau tanpa pengulangan. Jika terdapat pengulangan, dapat disela dengan suatu baris permainan jeda. Bagian ini biasanya berlirik pengantar tentang isi lagu, situasi yang dihadapi sang penyanyi.

Lagu dangdut standar tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan bangunan melodi yang berbeda dengan bagian pertama. Sebelum memasuki bagian kedua biasanya terdapat dua kali delapan birama jeda tanpa lirik. Bagian kedua biasanya sepanjang dari dua kali delapan birama dengan disela satu baris jeda tanpa lirik. Di akhir bagian kedua kadang-kadang terdapat koda sepanjang empat birama. Lirik bagian kedua biasanya berisi konsekuensi dari situasi yang digambarkan bagian pertama atau tindakan yang diambil si penyanyi untuk menjawab situasi itu.

Setelah bagian kedua, lagu diulang penuh dari awal hingga akhir. Lagu dangdut diakhiri pada pengulangan bagian pertama. Jarang sekali lagu dangdut diakhiri dengan fade away.









sumber: forum.vivanews
»»  READMORE...

Starbucks dan Fitness Center di Kampus UI

Pemberian gelar doktor Honoris Causa kepada Raja Arab Saudi konon hanya satu letupan dari sekian banyak masalah di Universitas Indonesia. Salah satu yang menjadi sorotan adalah dugaan komersialisasi kampus. Dari pantauan VIVAnews.com, salah satu gedung perpustakaan baru di kampus UI Depok, Jawa Barat, memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Di tempat tersebut telah disiapkan gedung cinema, fitness center, studio musik, dan studio radio dan televisi. Sementara untuk cafetaria telah terisi waralaba kopi asing, Starbuck Coffee. Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin

Cafetaria di Gedung Perpustakaan Baru Universitas Indonesia (UI) yang terletak di komplek Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat. Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin.

Gedung Perpustakaan Baru Universitas Indonesia (UI) terletak di komplek Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat. Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin.


Bank BNI di dalam Gedung Perpustakaan Baru Universitas Indonesia (UI) yang terletak di komplek Kampus UI Depok, Jawa Barat. Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin.

Gedung Perpustakaan Baru Universitas Indonesia (UI) terletak di komplek Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin.


Ruangan Komputer di dalam gedung Perpustakaan Baru Universitas Indonesia (UI) yang terletak di komplek Kampus UI Depok, Jawa Barat. Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin.

Gedung Perpustakaan Baru Universitas Indonesia (UI) terletak di komplek Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat. Foto: VIVAnews/Muhamad Solihin.







sumber: http://foto.vivanews.com/read/4287-ada-starbucks-dan-fitness-center-di-kampus-ui
»»  READMORE...