Warga kelurahan Togafo melintasi jalan yang diterjang lahar dingin gunung Gamalama, Ternate, Maluku Utara,
Ternate - Anak pengungsi banjir lahar dingin Gunung Gamalama dari Kelurahan Tubo, Kecamatan Ternate Utara, terancam putus sekolah. Pasalnya, sejumlah berkas dan peralatan sekolah, seperti ijazah dan seragam sekolah, telah hanyut disapu banjir.
Gamariah, salah satu warga Kelurahan Tubo yang mengungsi, mengatakan dua anaknya yang duduk di bangku sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas terpaksa tidak disekolahkan untuk dua pekan ke depan. Langkah ini diambil karena semua barang dan harta yang ada ludes disapu banjir lahar dingin.
“Mungkin anak saya tidak sekolah dulu. Soalnya ijazah dan semua perlengkapannya ludes disapu banjir. Jadi, mungkin nanti setelah semua ada, baru kita urus sekolah lagi,” kata Gamariah kepada Tempo, Kamis, 29 Desember 2011.
Menurut Gamariah, langkah menghentikan sementara anaknya dari bangku sekolah juga bertujuan untuk mengurangi beban hidup keluarganya. Apalagi saat ini semua harta benda telah ludes. “Beban hidup keluarga kami saat ini tambah berat, mungkin dengan menghentikan sementara sekolah anak kami, beban bisa berkurang,” ujar Gamariah.
Gamariah, salah satu warga Kelurahan Tubo yang mengungsi, mengatakan dua anaknya yang duduk di bangku sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas terpaksa tidak disekolahkan untuk dua pekan ke depan. Langkah ini diambil karena semua barang dan harta yang ada ludes disapu banjir lahar dingin.
“Mungkin anak saya tidak sekolah dulu. Soalnya ijazah dan semua perlengkapannya ludes disapu banjir. Jadi, mungkin nanti setelah semua ada, baru kita urus sekolah lagi,” kata Gamariah kepada Tempo, Kamis, 29 Desember 2011.
Menurut Gamariah, langkah menghentikan sementara anaknya dari bangku sekolah juga bertujuan untuk mengurangi beban hidup keluarganya. Apalagi saat ini semua harta benda telah ludes. “Beban hidup keluarga kami saat ini tambah berat, mungkin dengan menghentikan sementara sekolah anak kami, beban bisa berkurang,” ujar Gamariah.
Pendapat yang sama dikatakan Mansyur Achmad, 57 tahun, warga Kelurahan Tubo lainnya yang ikut mengungsi. Dengan menghentikan sementara sekolah anaknya, Mansyur bisa berpikir fokus memenuhi kebutuhan yang lain. “Kalau anak sekolah, kami harus berpikir lagi biaya sekolah. Jadi, untuk sementara, anak saya stop sekolah dulu. Nanti kalau keadaan sudah normal, baru urus kembali,” ujar Mansyur.
Meski begitu, Mansyur mengungkapkan, menghentikan sementara anaknya dari bangku sekolah bukanlah tujuan akhir. Langkah tersebut hanya bersifat sementara. “Dengan kata lain, anak saya cuma cuti dari sekolah saja. Jadi bukan kami kasih berhenti,” ujar Mansyur.
Selasa lalu, banjir lahar dingin Gunung Gamalama menerjang lima kelurahan di Kota Ternate. Akibatnya puluhan rumah warga dan fasilitas umum mengalami kerusakan sangat parah. Selain itu, banjir lahar dingin juga menyebabkan tiga orang tewas, tujuh orang luka-luka, dan ribuan orang mengungsi. Kini Gunung Gamalama masih pada status siaga level III.
sumber: http://www.tempo.co/read/news/2011/12/29/058374224/Anak-Pengungsi-Gamalama-Terancam-Putus-Sekolah
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkah berkomentar tentang blog ini