Semua bisa terbalik kalau membandingkan negeri sendiri dan negeri orang. Tempe boleh murah di Indonesia. Tapi di Jerman, harganya setara sama daging ayam loh Foodlovers!
Di kota Berlin, Jerman, yang sangat multikultur, mencari makanan Asia memang ngga susah. Misalnya saja di kawasan Wedding, yang merupakan salah satu kantung daerah imigran yang didominasi berbagai bangsa di Asia. Toko-toko Turki dan Asia lainnya menjual berbagai bahan makanan sehari-hari yang serupa dengan yang biasa para imigran kenal di kampung halamannya. Ini obat kangen untuk mereka.
Toko Vinh Loi di Seestrasse, adalah toko yang tiap hari ramai kedatangan pembeli. Mereka kebanyakan orang Asia yang mencari cabai keriting, bayam, sampai kacang panjang. Selain itu banyak juga orang Jerman yang gemar berburu makanan Asia.
Tempe pun dijual di toko milik orang Vietnam ini. Namun jangan bayangkan harga tempe semurah di Indonesia. Satu tempe ukuran batu bata 400gr harganya 1,79 Euro atau setara Rp 28.319. Harga tempe di Jerman juga nyaris sama dengan sekilo paha ayam yang harganya 1,99 Euro.
Wuih, tentu saja beda jauh dengan harga tempe di Indonesia. Nah, kalo mahal gini, emang ada yang beli? Ya tentu ada! Kebanyakan yang beli adalah imigran Indonesia yang tinggal di sana. Kalau kangen sama masakan rumah, jadi bisa diobati dengan beli tempe ini. Mahal memang, tapi kalau udah kangen, mau gimana lagi
Impor adalah salah satu faktor kenapa bahan makanan Asia harganya lebih mahal. Tapi ternyata, tempe di Jerman tidak diimpor dari Indonesia loh! Jerman sudah membuat sendiri tempe mereka dengan nama yang sama: Tempe.
Tempe dibuat oleh perusahan lokal Jerman yaitu Natural Vegetarian Food.
Bersyukurlah kita karena tinggal di Indonesia! Bisa makan tempe sepuasnya tanpa bikin kantong kempes.
Di kota Berlin, Jerman, yang sangat multikultur, mencari makanan Asia memang ngga susah. Misalnya saja di kawasan Wedding, yang merupakan salah satu kantung daerah imigran yang didominasi berbagai bangsa di Asia. Toko-toko Turki dan Asia lainnya menjual berbagai bahan makanan sehari-hari yang serupa dengan yang biasa para imigran kenal di kampung halamannya. Ini obat kangen untuk mereka.
Toko Vinh Loi di Seestrasse, adalah toko yang tiap hari ramai kedatangan pembeli. Mereka kebanyakan orang Asia yang mencari cabai keriting, bayam, sampai kacang panjang. Selain itu banyak juga orang Jerman yang gemar berburu makanan Asia.
Tempe pun dijual di toko milik orang Vietnam ini. Namun jangan bayangkan harga tempe semurah di Indonesia. Satu tempe ukuran batu bata 400gr harganya 1,79 Euro atau setara Rp 28.319. Harga tempe di Jerman juga nyaris sama dengan sekilo paha ayam yang harganya 1,99 Euro.
Wuih, tentu saja beda jauh dengan harga tempe di Indonesia. Nah, kalo mahal gini, emang ada yang beli? Ya tentu ada! Kebanyakan yang beli adalah imigran Indonesia yang tinggal di sana. Kalau kangen sama masakan rumah, jadi bisa diobati dengan beli tempe ini. Mahal memang, tapi kalau udah kangen, mau gimana lagi
Impor adalah salah satu faktor kenapa bahan makanan Asia harganya lebih mahal. Tapi ternyata, tempe di Jerman tidak diimpor dari Indonesia loh! Jerman sudah membuat sendiri tempe mereka dengan nama yang sama: Tempe.
Tempe dibuat oleh perusahan lokal Jerman yaitu Natural Vegetarian Food.
Bersyukurlah kita karena tinggal di Indonesia! Bisa makan tempe sepuasnya tanpa bikin kantong kempes.
sumber: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10242042
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkah berkomentar tentang blog ini